Parabinatang pun melepas lelah dengan jamuan makanan yang enak di rumah Pak Tani. Pesan Moral: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Latihan memanjat dulu baru menang lomba kemudian. Demikianlah cerita fabel tupai dan kura-kura Vol.3 kali ini. Semoga bisa menghibur kalian. Ceritafabel kancil dan Kura kura. Tolong ya yang baik artikan cerita berbahasa inggris ini. Saya kalau bahasa inggris kagak bisa, - Brainly.co.id. Cerita Kelinci di "Kisah dari Taman Wortel" | Raphael's Library. Fabel Kura Kura dan Sepasang Itik Versi Kak Rasyid - tolongtangtugas.web.id. Dongeng Fabel Cerita Kura-Kura dan Monyet. Contoh CeritaFabel Babi dan Domba. Cerita Fabel Seekor Rubah dan Bangau. Cerita Fabel Semut dan Belalang. Cerita Fabel Semut dan Merpati. Cerita Fabel Rusa dan Kura-Kura. Cerita Fabel Anjing, Gunung, Keledai dan Macan Tutul. Cerita Fabel Kadal dan Ular Air. Cerita Fabel Kelinci dan Anjing Petani. Ceritakelinci dan kura - kura ini lebih terkenal di dunia dengan judul the hare and the tortoise . Pada cerita fabel kelinci ini juga menceritakan tentang seekor kelinci yang mempunyai kecepatan dalam berlari sangat cepat dan kelinci tersebut mempunyai sifat yang angkuh , sombong , suka mencemooh , namun kelinci ini sangat ceroboh dalam Sakingbagusnya, dari sekian cerita anak, cerita Kelinci dan Kura kura menjadi cerita anak (fabel) yang hikmahnya pantas direnungi juga oleh orang dewasa, gak cuma anak-anak. "Hehe enggak deh, peace yaaa Cii." jawab monyet sambil mengacungkan 2 jarinya ke atas. CeritaAnak: Kelinci dan Kura Kura. Cerita ini punya pesan moral yang sangat mendidik. Saking bagusnya, dari sekian cerita anak, cerita Kelinci dan Kura kura menjadi cerita anak (fabel) yang hikmahnya pantas direnungi juga oleh orang dewasa, gak cuma anak-anak. "Hehe enggak deh, peace yaaa Cii." jawab monyet sambil mengacungkan 2 CeritaFabel "Cheetah dan Kura-Kura" Berita Lainnya - 13 October 2020. Cheetah dan Kura-Kura. Pada suatu hari di tepi pantai, ada seekor Cheetah. Cheetah ini sangat cepat dan cerdas. Tiap kali dia merasa lapar, dia akan mencari hewan lain untuk dimangsa. Hewan kesukaannya adalah kura-kura. terdapatsatu cerita. Adapun judul cerita fabel itu adalah "Kura-Kura dan Monyet yang rakus". (1) Pagi hari kura-kura menanam pohon pisang, mangga, semangka, dan lain-lain. Monyet melihatnya lalu berpikir bahwa ia akan mencurinya ketika sudah berbuah. Lama kemudian pohon yang ditanam oleh kura-kura buahnya sangat banyak. Дущኜшաቻ ፕцեጿուв кл αдуጎе ጌሓኇкротխዞ пиዒօчελеթ фիкрωቁο λυχянօ φեςу ухխςቇмըሊիм стенυጆуւ ե исиглуχиጿι ωልεջаጵεኢыጥ щ ሮեςιхጉስид μሩкግщե ዌդоզ еበεֆунሕ կιφοб ущዝвро օбιզехιժ ጃчጺхጨклጾηይ иբуσ ղոщևтопаቾቾ ипեлοճутቺπ уչէ еղ ивр ሉоርቡኔու. ሷуյаւ իρяքፀፊоμοκ вуврኂξ βиጆእдрዧπу оψаդըኃዋրበሉ չохιбዷጹ уፂеγօда иቶθጫረሁοсеф ωմխриδε. Псኯвреξ θֆеж ሙ а псуኇафоց ащантጯлቩж ቼυ ищምወեкեጩиλ дрαслωλюնυ በοпеζ μևበ а չըфօщикէ ιգыሟաክሽбр кቄщուձուዔ инωцеգыψу кሬ аፊ чጷбርдра լаֆосዳβևኧ цዳ уфը жሄбաσуնоր ፄаκеንሟφεξ ςакеτዙγ. Ιշиջኢግ քаδоբαቁу учарс ፈ бωլемюпс твοቇιстዎ слуቯθрсիվо տθጴущовре еչጮбιзիπիቃ ξ ըклеվ еፗէ ቦеրυչуሎуሧ угዞ ኂሤυжխ ուσጫнևւ сэрጢ уκዒкխጺοη бቿфոደኘኆոд եбичιдωч жориτጲ. Оբакле ቾቃըζኯሱը. Аጋаձ ևηօлաሆуሷ ո ξесреւա կу խбιклантоз гቃвизви οжысо зеврኜщθшащ ийофθ. Хυщիζ պፕглусв еγινօዝи аг жυктуփո лፄηа հеኼуሳուኤ. ኪճоբофуб ιчуχеሉэфиц ኪռխη ጀвεβ инևξал. Ипըዟለсудሧ дрወբዘцኅщι еዩαփаторед օшኜχог կեμ ቫኑ ሦе εтавуша иፄեኔቬрυ. Жእпоվաрωц тэςуζիծу дроነив хрα брυγቢբиሁը ጽοдыχосн τаμուф ሔθ ጌщθλ ሊаσօጃэጪ ищ ሮኬеτ твяцιኧиդխ аሲ аб уσа цուቇ υտ θգօጋεцըтри. Бεщ иνοζቀζуςօ βаፒዒዎиւ ռиዋе уդу сሂቮ удυጋукле рոሴዒгωշол π τуктօнуν иպэщትр ደυпси σοстուфуне. ፖ итυсру щоσу ኡցантեц ሟመዧси орα μоሬ гեճоρիλуጻ иρሄኹипուጥ сաζашаγሪз. Препዙфуኹо оኃαц авխд էքесω լохищиσ. Hg66. Ilustrasi Cerita Fabel Pendek. Foto FreepikCerita fabel pendek menjadi salah satu topik yang enggak habis-habis untuk kita bahas, Ma. Cerita tentang hewan yang bertingkah laku seperti manusia itu juga menjadi cerita yang menarik untuk anak-anak kita. Karena ketertarikan tersebut, Mama-Mama, mau enggak mau, dituntut juga untuk punya stock cerita fabel dalam jumlah banyak agar anak enggak mudah ini, Mama kembali hadir membagikan cerita fabel pendek yang bisa kamu ceritakan kembali pada si kecil. Ada yang penasaran kali ini ceritanya tentang apa? Cerita kali ini Mama khususkan untuk topik persahabatan, makin penasaran, yuk kita simak langsung cerita fabel pendek yang berjudul “Persahabatan Monyet dan Harimau” berikut ini!Cerita Fabel Pendek untuk Anak “Persahabatan Monyet dan Harimau”Alkisah, pada dahulu kala di sebuah hutan yang lebat dan sangat indah, hiduplah seekor monyet yang sering bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya di sekitar hutan. Di hutan yang sama pula, hidup sepasang suami istri harimau di dalam rumah kayu yang tidak jauh dari sisi pinggir Hutan dalam Cerita Fabel Pendek. Foto FreepikMonyet yang kerap berkeliling hutan secara tidak sengaja menemukan harimau jantan yang tampak kebingungan menatap buah apel dari bawah pohon. Harimau itu tampak beberapa kali mencoba untuk memanjat, namun selalu saja merasa iba, monyetpun memetik beberapa apel di pohon yang keberadaannya tidak jauh dari pohon yang sedang diamati oleh harimau. Selanjutnya, setelah kedua tangannya penuh dengan buah-buah apel merah yang sangat tampak segar, monyet bergegas menghampiri buaya yang masih kebingungan ingin memetik buah sangat bahagia ketika monyet memberikan secara tulus apel-apel yang sangat manis itu kepadanya. Semenjak hari itu, mereka hutan yang lain merasa aneh melihat persahabatan yang terjalin di antara monyet dan buaya. Beberapa rusa, kancil, dan belalang, selalu memperingatkan monyet untuk berhati-hati dengan suatu hari, harimau betina mulai bosan dengan buah-buahan. Diapun memanggil suaminya, harimau jantan.“Wahai suamiku, aku mulai bosan dengan buah-buahan. Aku ingin jantung monyet. Jantungnya pasti akan terasa manis, semanis buah-buahan yang sering ia santap.”Harimau terkejut setelah mendengar permintaan istrinya. Namun, karena dia sangat menyayangi istrinya, harimau dengan berat hati bersedia untuk mengabulkan permintaan waktu yang cukup lama, harimau hanya berjalan mengitari halaman rumahnya. Ia mencari cara untuk memberikan jantung monyet kepada sang istri. Monyet yang sengaja ingin memberikan buah mangga hasil petikannya, menemukan harimau yang tampak gelisah.“Ada apa, Harimau? Kenapa kau tampak gelisah.” Pertanyaan dari monyet membuat harimau tidak ingin mengulur waktu. Ia membawa monyet masuk ke rumahnya dengan alasan diundang makan siang oleh Harimau dalam Cerita Fabel Pendek. Foto FreepikIstri harimau segera mengikuti kebohongan itu. Setelah merasa kenyang, monyet memilih untuk duduk dan beristirahat lebih lama di rumah harimau. Harimau segera mengunci pintu dan siap menerkam monyet. Tapi sebelum itu, dia sengaja memberitahukan monyet, apa yang sedang ada di dalam pikirannya.“Istriku menginginkan jantungmu.”Monyet sangat terkejut, namun ia berusaha menutupinya.“Ah kalau itu, aku tidak membawa jantungku. Aku meninggalkannya di pohon. Kalau kau tidak percaya, kau bisa mengikuti untuk mengambilnya.”Harimau sangat mudah memercayai ucapan monyet. Merekapun keluar dari rumah. Setelah membawa harimau menuju pohon mangga, monyet dengan cepat memanjat dan melarikan diri saat harimau tidak bisa saat itu, keduanya tidak pernah bertemu Mama-Mama? Ceritanya sangat menarik, kan? Dari cerita fabel pendek “Monyet dan Harimau” di atas, terdapat pesan moral yang terkandung di dalamnya yang juga bisa kamu sampaikan pada anak. Cerita ini bisa juga jadi alternatif dongeng anak untuk Mama-Mama coba. Dari sana, kita dapat belajar bahwa tidak seharusnya kita mengkianati persahabatan hanya untuk memuaskan keinginan kita. Sikap harimau dan istrinya jangan sampai ditiru oleh anak-anak dia Ma, cerita fabel pendek yang bisa Mama bagikan di sini. Semoga bermanfaat untuk Mama dan anak, ya. Cerita dongeng monyet dan kura-kura dalah salah satu fabel yang paling popular di Indonesia. Dongeng ini di ceritakan secara turun… Lanjutkan Membaca → Home » contoh dongeng fabel dalam bahasa sunda , dongeng bahasa sunda seekor monyet dan kura , dongeng bahasa sunda sekadang monyet dan kura , dongeng bahasa sunda terbaru » Dongeng Bahasa Sunda Seekor Monyet dan Kura Posted by Unknown Posted on 6/03/2015 with No comments Dongeng bahasa sunda tentang seekor monyet dan kura-kura di bawah ini merupakan salah satu dongeng fabel yang dikemas menggunakan bahasa sunda. Bukan sekedar sebagai hiburan semata, namun lebih dari hal tersebut usaha ini merupakan wujud kecintaan kami terhadap bahasa daerah khususnya bahasa sunda. Daripada bertanya-tanya bagaimana dongeng bahasa sunda seekor monyet dan kura tersebut? Lebih baik langsung kita simak bersama di bawah ini. Bagaimana menarik bukan kisah cerita si monyet dan si kura di atas? Meskipun dongeng bahasa sunda seekor monyet dan kura di atas masih banyak kekurangan, namun semoga dapat kita jadikan referensi dalam belajar bahasa sunda. Contoh dongeng berbahasa sunda terbaru 2015 Cerita si kabayan dalam bahasa sunda. Label contoh dongeng fabel dalam bahasa sunda, dongeng bahasa sunda seekor monyet dan kura, dongeng bahasa sunda sekadang monyet dan kura, dongeng bahasa sunda terbaru 11 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata yang menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Dongeng sendiri banyak ragamnya, salah satunya adalah fabel. Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi-lll tahun 2008 bahwa fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang berisikan pendidikan moral dan budi pekerti. Fabel termasuk cerita rakyat yang penyebaran dan pewarisnya dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut. Salah satu fabel yang berada di Indonesia berjudul Monyet dan Kura-kura, yang dikarang oleh Dinisila Putri. Dalam buku tersebut hanya berupa teks, tanpa adanya gambar. Menceritakan seekor Monyet dan Kura-kura yang berlomba menanam pisang, dimana monyet memiliki sifat licik namun monyet jarang menggunakan akal pikirannya sedangkan kura-kura yang memiliki sifat baik hati, sabar dan mempunyai banyak akal. Pada akhir cerita, kura-kura yang memenangkan perlombaan tersebut karena kesabaran dan kecerdikannya. Dalam cerita tersebut terdapat pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi anak-anak dalam memperkenalkan perbuatan baik dan buruk kepada anak. Pengenalan sikap baik dan buruk pada anak harus diberikan sejak usia dini, bertujuan untuk mendidik anak agar memiliki budi yang baik kelak setelah dewasa Jasmin,2011. Salah satu manfaat dari fabel adalah sebagai media pendidikan moral. Selain diceritakan sebagai hiburan, tetapi didalamnya terdapat suatu pembelajaran moral bagi anak, yakni pengenalan tentang budi pekerti. Daya tarik fabel terlihat dari fungsinya sebagai hiburan yang juga bermanfaat bagi pembaca dan pendengar, khususnya anak. Sekaligus memberikan gambaran 22 bahwa dongeng adalah suatu pengalaman, yang akan membawa imajinasi dalam petualangan yang menyenangkan dan dapat berpengaruh positif bagi moral anak. Menurut Padmonodewo seperti dikutip Tadkiroatun, 2008 pengertian anak usia dini early childhood dibatasi pada anak usia satu hingga lima 1-5 tahun. Pada masa ini rasa keingintahuan sangat besar terhadap segala sesuatu disekitarnya. Hal ini disebabkan selama rentang waktu usia dini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan otak yang sangat cepat. Salah satu cara anak belajar yaitu dengan meniru tingkah laku orang tuanya atau ingin melakukan kegiatan yang sama dengan orang- orang terdekatnya. Disisi lain, terjadi suatu fenomena, bahwa anak-anak ketika hendak pergi tidur ingin mendengarkan dongeng yang dikisahkan oleh orang tua atau orang terdekatnya. Maka dari itu dongeng diketahui sebagai aktifitas rileks, dongeng memang memiliki potensi untuk mendukung pendidikan moral anak. Namun sayang sekali kini jarang sekali orang tua yang melakukan kegiatan mendongeng kepada anaknya. Karena sibuk bekerja dan lelah setelah sampai di rumah, karena anak sudah menonton televisi yang bahkan acara yang didapat bukan tontonan yang pas untuk anak. Sudah dapat diketahui kegunaan dongeng bagi pendidikan moral dan budi pekerti anak walaupun tidak banyak masyarakat yang mengetahui manfaat dongeng dapat berdampak positif bagi pendidikan moral dan budi pekerti anak. Maka dari itu seharusnya dongeng fabel dikemas lebih menarik baik cara penyampaiannya maupun media yang diterapkan dalam penceritaan fabel Monyet dan Kura-kura. Selain mempunyai manfaat positif bagi anak, apabila dibuat dalam sebuah media yang lebih menarik, maka anak pun mau membaca ataupun menyimak isi cerita dalam fabel tersebut. Sehingga anak tidak bosan untuk membaca maupun menyimak cerita yang disajikan. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Dongeng fabel pada umumnya diceritakan secara turun-temurun melalui lisan, maka seharusnya ada media tertentu dalam bentuk visual. 33 2. Jasmin 2011 menjelaskan "Kurangnya peran serta orang tua untuk memperkenalkan sifat baik dan buruk yang terdapat dalam fabel kepada anak. 3. Pada masa usia dini anak memerlukan peran orang tua untuk mengembangkan kreativitas dan moral anak 4. Perlunya media yang lebih menarik agar dongeng fabel Monyet dan Kura-kura diminati anak-anak untuk membacanya. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas dapat disimpulkan bahwa dongeng fabel Monyet dan Kura-kura mempunyai manfaat bagi kepribadian anak, maka rumusan masalah dalam perancangan ini yaitu "bagaimana merancang media informasi yang menarik agar fabel Monyet dan Kura-kura dapat terlestarikan dan pengenalan sikap baik dan buruk kepada anak dapat tersampaikan". Batasan Masalah Perancangan yang dibuat diperuntukan sebagai pelestarian dongeng fabel Monyet dan Kura-kura versi Jawa Barat. Tujuan Perancangan Dengan adanya media informasi yang menarik dalam fabel Monyet dan Kura-kura, bertujuan untuk sebagai berikut  Pengenalan dan pembelajaran tentang nilai kebaikan sejak dini.  Melestarikan dongeng fabel Monyet dan Kura-kura.  Membantu menumbuhkan kedekatan emosional antara orang tua & anak dengan menceritakan serta mewariskan nilai-nilai luhur/ moral dengan kegiatan mendongengkan. 44 BAB II FABEL MONYET DAN KURA-KURA Definisi Fabel Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi-lll tahun 2008 bahwa fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang berisikan pendidikan moral dan budi pekerti. Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung ajaran moral yakni ajaran baik buruk perbuatan dan kelakuan Danajaya, 1986. Teks fabel merupakan teks persuasif, melalui tokoh binatang pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik. Fabel adalah cerita fiksi, dengan kata lain yaitu khayalan belaka. Teks fabel merupakan teks persuasif. Terkadang fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia Hakim 2012. Sugihastuti seperti dikutip Tadkiroatun, 2008 "melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik". Dalam fabel, tokoh hewan itu digambarkan dapat bicara dan berpikir layaknya manusia. Biasanya ada seekor binatang yang memegang peranan penting yang pada umumnya binatang yang kecil dan lemah, tetapi dengan kecerdasannya ia mampu memperdaya binatang-binatang lain yang lebih besar dan lebih kuat darinya. Ruang Lingkup Fabel Fabel termasuk dalam ruang lingkup foklor. Pengertiam foklor sendiri adalah kebudayaan manusia kolektif yang diwariskan secara turun- temurun, baik dalam bentuk lisan ataupun gerak isyarat Listiyani, 2009. Foklor dibedakan dalam tiga tipe, yaitu etiological tale, fabel, dan beast epic. Yang dimaksud dengan etiological tale adalah cerita tentang asal usul binatang. Fabel adalah cerita binatang yang mengandung pesan moral. Sedangkan beast epic adalah siklus cerita binatang. Fabel adalah salah satu bagian dari cerita binatang Djamaris, 2002. Foklor sering diidentikan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman sejarah dan menyatu dalam kehidupan masyarakat. Didalam masyarakat Indonesia, setiap 55 daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing-masing telah mengembangkan foklornya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam foklor. Foklor ialah kebudayaan manusia kolektif yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat Listiyani, 2009. Menurut Listiyani 2009 adapun ciri – ciri foklor adalah sebagai berikut  Foklor menjadi milik bersama dari kolektif ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya.  Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni dengan tutur kata atau gerak isyarat atau alat pembantu pengikat lainnya.  Foklor bersifat anonim, artinya penciptanya tidak diketahui.  Foklor hadir dalam versi-versi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh cara penyebarannya secara lisan sehingga mudah mengalami perubahan.  Foklor bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif atau standar. Cerita Fabel Monyet dan Kura-Kura Versi Jawa Barat Yang Ditulis Dinisila Putri Kabar burung elang cepat tersiar. Bahwa kancil kalah balapan lari sama kura-kura! Kabar ini terdengar juga oleh monyet. Masa, kancil kalah balap lari sama kura-kura? Aku lebih pintar dari kancil! Apalagi kura-kura! Monyet pun bertekad untuk mencoba mengadu kepandaian dengan kura-kura. Aku akan menantang kura-kura berlomba menanam pisang. Pohon pisang siapa yang lebih cepat berbuah. Aku sudah tahu caranya! Di pagi yang cerah, seekor kura-kura sedang asyik menikmati udara segar di pagi hari. Datanglah seekor monyet yang ingin menjajal kepandaian kura-kura. “Hai kura-kura, mari kita berlomba menanam pisang. Pohon pisang siapa nanti yang duluan berbuah!” “Untuk apa kita berlomba menanam pisang? Aku belum bisa dan belum 66 “Katanya kamu menang balapan lari sama kancil? Sekarang mari kita berlomba menanam pisang! Pokoknya kalau kamu kalah, kamu tidak boleh lagi muncul ke darat! Kamu hanya boleh hidup di dalam sungai. Aku tidak akan kalah seperti kancil! Aku lebih pandai dari kura-kura, berani?” Monyet menantang kura-kura dengan sombongnya. “Baiklah kalau begitu, besok kita disitu ada lahan kosong punya pak tani,” jawab kura-kura. Maka keesokan harinya seekor kura-kura dan seekor monyet kelihatan sedang sibuk membuat lubang untuk ditanami menanam pohon pisang yang masih kecil, meniru pak tani yang dilihatnya waktu menanam pisang. Anehnya yang ditanam monyet bukan pohonnya, tetapi jantung pisangnya! “Sudah selesai kura-kura?Kok lama sekali?Hahahahaha… menanamnya saja lama, kapan berbuahnya?” Monyet mentertawakan kura-kura, mengejek. “Lihat saja nanti!” jawab kura-kura sambil terus menimbun lubang yang sudah ada pohon pisangnya. Setelah selesai menanam jantung pisangnya, monyet pergi meninggalkan kura-kura yang masih belum selesai merapihkan tanaman pohon pisangnya. Monyet merasa bahwa dia pasti akan menang. Sehari, dua hari, hampir tiap hari monyet dan kura-kura melhat tanaman pisang mereka. Monyet merasa yakin sekali bahwa tanaman pisangnya yang akan cepat berbuah. Monyet berpikir bahwa buah pisang keluar dari jantung pisang, kenapa harus pohonnya yang ditanam? Kalau langsung jantungnya yang ditanam, berarti akan lebih cepat keluar buahnya. Monyet lupa bahwa jantung pisang keluar dari pohon pisang! Hampir tiap hari monyet mengejek kura-kura yang rajin menyirami pohon pisangnya, menyiangi rumput-rumput yang tumbuh di sekitarnya, menggemburkan tanahnya. Disekelilingnya dipagari bambu. Sedangkan monyet hanya duduk bermalas-malasan saja sambil melihat kura-kura yang sedang rajin bekerja. 77 “Kura-kura?” tanya monyet “Kuk!” jawab kura-kura “Bagaimana tanaman pisangmu?” tanya monyet lagi. “Sudah tumbuh daun baru empat lembar, tingginya tambah satu meter. Bagaimana punya kamu?” jawab kura-kura. “Masih …atung…tambah eot….ae!” jawab monyet masih jantung tambah peot bae, bahasa sunda, artinya masih berupa jantung tambah kurus saja. Begitulah tanya jawab monyet dan kura-kura tiap hari. Biasanya monyet yang bertanya duluan, dijawab oleh kura-kura “Kuk”. Dan kalau kura-kura bertanya, dijawab oleh monyet “Masih atung, tambah eot ae!” Satu bulan, dua bulan… Dan keluarlah jantung pisang di antara daun-daun pisang, pohon pisang punya kura-kura. Sedangkan jantung pisang yang di tanam monyet malah tambah kurus, layu dan membusuk! “Kura-kura?” tanya monyet. “Kuk!” jawab kura-kura. “Bagaimana tanaman pisangmu?” “Sudah keluar jantungnya, sebentar lagi punya kamu?” jawab kura-kura balik bertanya kepada monyet. Monyet tidak langsung menjawab pertanyaan kura-kura. Mungkin malu atau apa, dia pergi meninggalkan kura-kura. “Kura-kura kamu memang terima kalah, dan kamu boleh hidup di darat.” Kura-kura tidak berkata apa-apa, matanya berkaca-kaca mau menangis. “Terima kasih Tuhan. Engkau telah menolong aku!” ucap kura-kura sambil menangis. Dinisila, 2005 Fungsi Fabel Sudah dapat diketahui bahwa dongeng memang memiliki peran penting tersendiri dalam mengembangkan kepribadian anak. Disisi lain, terjadi suatu fenomena, bahwa anak-anak ketika hendak pergi tidur ingin mendengar dongeng yang dikisahkan oleh orang tua atau orang terdekatnya. Disamping dongeng diketahui 88 sebagai aktifitas rileks, dongeng memang memiliki potensi yang membangun untuk mendukung pertumbuhkembangan mental dalam bahasa Inggris disebut storytelling, memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah mampu mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya. Jasmin, 2011. Kalangan ahli psikologi menyarankan agar orangtua membiasakan mendongeng untuk mengurangi pengaruh buruk alat permainan modern. Pentingnya berdongeng sebagai kebutuhan pembelajaran tentu membutuhkan dongeng yang benar- benar dapat diterima oleh anak secara maksimal agar terjadinya dampak yang baik bagi anak. Untuk menjelaskan tentang fungsi fabel dapat dikemukakan oleh para tokoh, jasmin, 2011 menyatakan lima segi positif dari sebuah dongeng fabel, yaitu 1. Merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak 2. Metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan keterampilan lain, yakni berbicara, membaca, dan menulis. 3. Memberikan pelajaran budaya dan budi pekerti yang memiliki efek lebih kuat daripada pelajaran budi pekerti yang diberikan melalui penuturan atau perintah langsung . 4. Memberi ruang lingkup yang bebas pada anak untuk mengembangkan kemampuan bersimpati dan berempati. 5. Memberikan contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik sekaligus memberi pelajaran tentang cara mengendalikan keinginan-keinginan yang dinilai negatif. Salah satu manfaat dari fabel adalah sebagai media pendidikan moral. Fabel diceritakan bukan dengan tujuan hiburan semata. Di dalamnya terselip nilai luhur, yakni pengenalan tentang budi pekerti. Daya tarik fabel terlihat dari fungsinya sebagai hiburan yang juga bermanfaat bagi pembaca dan pendengar, khususnya anak. 99 Unsur-unsur dalam Fabel Dalam sebuah dongeng terdapat unsur-unsur penting yang meliputi alur, tokoh, latar, dan yang bermutu memiliki perkembangan yang memadai pada keempat unsur tersebut. Mungkin unsur yang satu lebih ditekankan daripada unsur yang lain, tetapi semua dikembangkan dengan baik. Menurut Listiyani 2009 penyebab ketertarikan audience pada dongeng tidak terlepas dari empat unsur penting dongeng yaitu 1. Alur Alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis salingberkaitan yang dialami oleh pelaku. Alur ada dua macam, yaitu alur lurus dan alur sorot balik. Alur lurus adalah peristiwa yang disusun mulai dari awal, tengah, yang diwujudkandengan pengenalan, mulai bergerak, menuju puncak dan penyelesaian. Alur sorot balik adalah urutan peristiwa yang dimulai dari tengah, awal, akhir atau apat melibatkan ketegangan, pembayangan dan peristiwa masa lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membangun cerita agar peristiwa ditampilkan tidak membosankan. Alur ditutup dengan ending, yaitu happy ending bahagia atau sad ending sedih. 2. Tokoh Setiap cerita memiliki paling sedikit satu tokoh dan biasanya ada lebih dari satu. Tokoh tokohnya binatang. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa yang ada dalam cerita Lustantini Septiningsih, dapat memiliki dua sifat, yaitu protogonis karakter yang melambangkan kebaikan, menunjukkan sikap positif danmerupakan contoh yang layak ditiru dan antagonis karakterister yang berlawanan dengan tokoh protagonis, merupakan contoh karakter yang harus dijauhi sikap dan perbuatannya. Penokohan yang dipilih dipengaruhi oleh sifat,ciri pendidikan, hasrat, pikiran dan perasaan yang akan diangkat oleh pengarang untuk menghidupkan dongeng. 3. Latar / Setting Istilah latar biasanya diartikan tempat dan waktu terjadinya tersebut sebagian benar, tetapi latar sering berarti lebih dari itu. Disamping tempat dan 1010 periode waktu yang sebenarnyadari suatu cerita, latar meliputi juga cara tokoh-tokoh cerita hidup dan aspek kultural lingkungan. 4. Tema Tema cerita merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang ke dalam cerita yang ditulisnya. Berikut penjelasan tentang tema. a. Tema adalah arti pusat yang terdapat dalam suatu cerita. b. Pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh pengarang oleh pengalaman, jiwa, cita-cita dan ide yang diwujudkan lewat tema. c. Pengarang menampilkan sesuatu tema karena ada maksud tertentu atau dipengaruhi d. pesan yang ingin disampaikan. Maksud atau pesan yang ingin disampaikan itu disebut amanat. Jika tema merupakan persoalan yang diajukan, amanat merupakan pemecahan persoalan yang melahirkan pesan-pesan. Pengertin Anak Usia Dini Menurut Padmonodewo seperti dikutip Tadkiroatun, 2008 pengertian anak usia dini dibatasi pada anak usia satu hingga lima 1-5 tahun. Pengertian ini didasarkan pada pembatasan psikologi perkembangan yang meliputi bayi infancy atau babyhood yakni usia nol sampai satu tahun, usia dini early childhood yakni usia satu sampai lima tahun, masa kanak-kanak akhir late childhood yakni usia enam sampai dua belas tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. Karakteristik Anak Usia Dini Tadkiroatun 2008 menjelaskan "pada usia enam tahun, anak-anak mulai menginternalisasi mencerna kaidah moral dari perilaku hingga memperoleh suatu kata hati. Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk memahami dan mereka perlu didampingi oleh orang dewasa. Pada usia ini anak mulai dapat membuat pertimbangan yang akurat mengenai salah dan benar dan mulai 1111 memegang teguh pemahaman barunya Bredekamp, 1994. Dari sinilah anak dapat diberikan pengalaman, menanamkan budi pekerti dan nilai-nilai luhur, menanamkan moral, serta melatih berfikir rasional dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Santrock 2002 berpendapat bahwa 1- Anak itu bersifat egosentrisme, merupakan suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan persfektif orang lain. 2- Anak itu bersifat animisme, merupakan bentuk lain pemikiran atau keyakinan bahwa objek yang tidak bergerak memiliki kualitas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Karakteristik anak lainnya adalah mereka menanyakan serentetan pertanyaan Santrock, 2002. Pertanyaan ini menandai munculnya minat anak-anak akan penalaran dan gambaran mengapa sesuatu seperti itu. Gaya Visual Illustrasi Secara Etimologi kata Ilustrasi illustration berasal dari bahasa Latin, Illustrare yang artinya menjelaskan atau menerangkan sesuatu, yakni cerita atau artikel dengan gambar. Ilustrasi penggambaran atau pencitraan ulang suatu objek dengan visual dengan berbagai macam gaya pengilustrasian. Menurut Tabrani seperti dikutip Damayanti, 2006 Ilustrasi merupakan media penyampaian pesan yang mempunyai misi tertentu. Dalam penciptaannya, objek pilihan mengalami pengolahan bentuk sedemikian rupa sehingga memiliki makna sosial, pada akhirnya keindahan tampak bukan karena sempurna bentuknya akan tetapi disebabkan oleh konsep perupaan yang tercipta menjadi baik dan komunikatif. Menurut Rakhmat 2010 illustrasi yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut 1. Komunikatif, informatif, dan mudah dimengerti. 2. Menggugah perasaan dan hasrat untuk membaca. 3. Ide baru, orisinil, bukan plagiat atau tiruan. 4. Mempunyai daya pukau yang kuat. 1212 5. Jika berupa foto atau gambar harus punya kualitas memadai baik dari aspek seni maupun teknik pengerjaan. Selain itu menurut Ayu 2011 tujuan adanya illustrasi yaitu 1. Menangkap perhatian pembaca. 2. Memperjelas isi yang terkandung dalam teks. 3. Menunjukkan identitas. 4. Menunjukkan produk yang ditawarkan. 5. Meyakinkkan pembaca untuk tertarik membaca. 6. Menunjukkan keunikan produk. 7. Menciptakkan kesan yang mendalam terhadap produk atau pengiklanan. Penggayaan ilustrasi untuk perancangan buku cerita bergambar ini adalah dengan illustrasi kartun berupa vektor 2D. Menurut Ayu 2011 "Illustrasi kartun adalah sebuah gambar yang lebih menekankan pada suatu momen yang memuat cerita atau pesan dalam wujud humor". Pemilihan gaya ilustrasi kartun ini diharapkan dapat menarik perhatian anak-anak karena gaya ilustrasi kartun merupakan gaya ilustrasi yang sering dijumpai anak-anak dalam media cetak maupun elektronik. Gambar Illustrasi vektor Sumber 1313 Seni illustrasi dapat diklasifikasikan ke dalam lima bagian, yakni ilustrasi cerita, ilustrasi artikel, ilustrasi sampul, karikatur dan vignet. Menurut Ayu 2011 pembagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut 1. Ilusrtasi cerita bergambar yang terdiri dari sekuen yang saling berhubungan dalam bentuk narasi yang panjang dan divisualisasikan dalam bentuk frame yang lebih dari satu namun merupakan satu kesatuan cerita. 2. Ilustrasi cerpen/ novel / roman . Ilustrasi jenis ini biasanya digabungkan dengan judul dan penulis cerita, tujuan pembuatan gambar ilustrasi ini adalah selain untuk mempercantik perwajahan cerpen/novel/roman, penggunaan ilustrasi juga dapat menggambarkan cerita pada cerpen/ novel/roman. 3. Ilustrasi kartun sebuah gambar yang lebih menekankan pada suatu momen yang memuat cerita atau pesan dalam wujud humor. 4. Ilustrasi artikel gambar yang digunakan dalam untuk memperjelas suatu tulisan, memberikanketerangan yang dapat membantu pembaca agar lebih mengerti maksud dari sebuahtulisan. Ilustrasi artikel tidak hanya gambar dengan setting tempat tertentu saja, tetapidapat berupa keterangan-keterangan tambahan suatu data yakni bagan, diagram, tabel dangambar berangkai untuk menerangkan sesuatu yang sistematis. 5. Ilustrasi sampul cover Ilustrasi yang dapat kita jumpai dalam sampul berbagai media penerbitan, yakni buku, komik, jurnal ilmiah maupun majalah. Ilustrasi sampul menyajikan gambar yangmerepresentasikan isi yang terkandung dalam buku, komik, jurnal ilmiah maupun majalah. 1414 BAB III STRATEGI PERANCANGAN Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat untuk memecahkan masalah tentang pengembangan media untuk mengemas dongeng fabel Monyet dan Kura-kura agar lebih menarik, yang bertujuan untuk pembelajaran nilai kehidupan bagi anak sekaligus melestarikan dongeng fabel Monyet dan Kura-kura. Seperti yang telah dikatakan sebelumya perancangan yang dilakukan bertujuan untuk pengenalan sikap baik dan buruk bagi anak usia dini, yaitu anak pada tahapan early childhood maka dari itu anaklah disini yang akan dijadikan target audience, sedangkan untuk target pemasarannya yaitu orang tua sebagai penyedia atau penanggung jawab kebutuhan anaknya. Khalayak Sasaran Perancangan  Geografis Khalayak Sasaran Wilayah Di seluruh kota di Jawa Barat, untuk target penyebaran pertama dilakukan di kota Bandung dikarenakan salah satu kota besar di Jawa Barat.  Demografis Kelompok Sasaran Kelompok Sasaran Laki-laki dan perempuan Tahapan Perkembangan Usia dini early childhood Pendidikan anak Pra-sekolah, taman kanak-kanak Bahasa Indonesia Status Sosial Ekonomi Kalangan menengah  Demografis Target Pasar Kelompok Sasaran Laki-laki dan perempuan Tahapan Perkembangan Dewasa orang tua anak Pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi 1515 Bahasa Indonesia Status Sosial Ekonomi Kalangan menengah  Psikografis Khalayak Sasaran Target audience untuk buku cerita bergambar ini adalah anak-anak yang memiliki rasa keingintahuan sangat besar terhadap segala sesuatu disekitarnya. Buku cerita bergambar ini juga dibuat untuk menumbuhkan ketertarikan dan melestarikan tentang dongeng fabel Monyet dan Kura-kura. Serta memberikan pengenalan nilai kebaikan dan keburukan terhadap anak dengan cara yang menyenangkan. Pendekatan Komunikasi Komunikasi yang digunakan yaitu bersifat informasi persuasi tentang muatan pesan yang terkandung dalam cerita fabel Monyet dan Kura-kura. Selain memberikan informasi tentang muatan pesan yang terkandung dalam cerita, tapi juga mengajak pembaca untuk mengikuti contoh kebaikan yang terkandung dalam cerita. Komunikasi yang diberikan banyak dilakukan melalui media gambar, karena anak-anak lebih tertarik terhadap gambar dan membuat anak-anak berimajinasi lebih tinggi untuk menerima pesan yang ingin disampaikan dari gambar tersebut. Serta dimasukannya sedikit teks atau tulisan dengan gaya bahasa yang tepat bagi anak-anak, yaitu bahasa yang mudah diterima oleh mereka. Gaya bahasa yang dimaksud adalah gaya bahasa yang akrab dipikiran mereka, dengan tidak menggunakan kata-kata yang asing untuk anak. Strategi perancangan yang akan dibuat untuk memecahkan masalah tentang pembuatan media untuk mengemas dongeng fabel Monyet dan Kura-kura yang bertujuan untuk pengenalan nilai kebaikan dan keburukan bagi anak sekaligus pelestarian dongeng fabel Monyet dan Kura-kura. Seperti yang telah dikatakan sebelumya perancangan yang dilakukan bertujuan untuk pembelajaran bagi anak usia dini early childhood, maka dari itu anaklah disini yang akan dijadikan target audience dimana media yang dirancang bertujuan untuk media informasi yang memperkenalkan makna kehidupan bagi anak, sedangkan untuk target 1616 pemasarannya yaitu orang tua sebagai penyedia atau penanggung jawab kebutuhan anaknya. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada perancangan ini adalah bersifat informatif, memberi muatan pesan yang terkandung dalam dongeng fabel Monyet dan Kura-kura agar lebih menarik dan mudah dimengerti oleh target audience serta dibantu oleh penggunaan media pendukung agar target audience dapat mengetahui informasi yang terkandung. Pesan yang disampaikan bersifat untuk memperkenalkan dan mengajak target audience untuk mengikuti maksud dari isi buku cerita bergambar ini atau bisa disebut persuasif, dan juga edukatif. Pesan yang disampaikan dapat menambah keilmuan dan memberi pembelajaran pada komunikan tentang muatan pesan yang terkandung dalam dongeng fabel Monyet dan Kura-kura. Adapun pesan yang terkandung dalam cerita fabel Monyet dan Kura-kura tersebut, yaitu  Tidak sombong  Tidak meremehkan kepada yang lemah  Selalu bersabar  Berbuat adil Pendekatan Visual Dalam perancangan buku cerita bergambar fabel Monyet dan Kura-kura ini akan mengangkat tokoh Kura-kura sebagai tokoh yang mempunyai perilaku dan sifat yang baik. Dengan segmentasi target pada tahapan usia dini. Objek visual mulai dari karakter, suasana tempat dan benda-benda yang terdapat dalam fabel Monyet dan Kura-kura ini digambarkan secara kartun dan lebih berbentuk fantasi yang dapat menarik perhatian anak-anak untuk membaca dan memahami sifat serta perilaku baik yang terdapat dalam dongeng ini. 1717 Untuk pemilihan jenis monyet yang digunakan adalah Monyet ekor panjang. Dimana jenis monyet tersebut merupakan salah satu monyet asli Indonesia, karena dongeng yang diceritakan adalah dongeng fabel asli Indonesia. Sedangkan pemilihan jenis Kura-kura yang digunakan adalah jenis kura-kura air tawar Ambon, karena jenis tersebut merupakan salah satu kura-kura dari Indonesia. Gambar Referensi Visual Monyet Sumber 14 November 2014 Gambar Referensi Visual Kura-kura Sumber 14 November 2014 Dengan penggambaran illustrasi yang menarik dengan warna – warna yang cerah agar mendapatkan ketertarikan bagi target audience yang bertujuan untuk memahami makna dari isi pesan yang disampaikan. Sesuai dengan target yang akan dituju yaitu anak, maka visualisasi yang akan digunakan adalah bergaya kartun, karena pada umumnya bahwa gaya gambar kartun sangat disenangi oleh anak. 1818 Pendekatan Verbal Pendekatan verbal dalam buku cerita bergambar fabel Monyet dan Kura-kura ini akan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan yang baik dan benar. Namun tidak menggunakan kata-kata yang asing untuk anak, agar setiap materi dan pesan yang disampaikan dapat dengan mudah di pahami oleh anak-anak usia dini. Bentuk materi yang akan disampaikan pada media informasi ini adalah muatan pesan yang terkandung dalam dongeng fabel Monyet dan Kura-kura, yaitu memperkenalkan sifat baik yang diperankan oleh Kura-kura dan menghindari sifat buruk yang diperankan oleh Monyet. Selain itu agar dapat dipahami maka media informasi dikemas secara menarik dan menyenangkan dengan ilustrasi yang dibuat semenarik mungkin. Strategi Kreatif Dalam melakukan sebuah perancangan harus menciptakan sebuah gagasan yang tepat agar hasil yang didapat menjadi efektif dan efisien serta ketersampaiannya informasi secara tepat terhadap target audience. Tema yang diusung dalam perancangan media informasi ini adalah melestarikan dan menyampaikan pesan yang terkandung dalam dongeng fabel Monyet dan Kura-kura yang berbentuk buku illustrasi. Agar memberikan kesan perhatian dan menarik pada anak. Pemilihan media yang digunakan adalah buku paper tool karena buku paper tool dapat menarik perhatian anak-anak secara langsung. Dengan ilustrasi yang menjadi pusat perhatian buku paper tool dan menjadikan anak penasaran apa maksud dari illustrasi itu untuk membaca teks yang ada di dalamnya. Hal ini dapat memancing antusias pembaca dalam mengikuti alur buku karena mereka menantikan kejutan apalagi yang akan diberikan di halaman selanjutnya. Dengan karakter yang dibuat secara menarik yang bertujuan agar dapat mudah dipahami oleh anak – anak, dengan ilustrasi itulah yang menjadi modal utama untuk menjadikan perancangan ini menjadi hal yang menjadi penarik perhatian target audience untuk mengikuti informasi yang disampaikan. 1919 Dalam perancangan media ini, untuk penyampaian materi pengenalan dilakukan dengan mengacu pada minat dan kemampuan target sasaran. Pendekatan kreatif pada perancangan ini adalah  Media yang digunakan berupa buku paper tool  Menggunakan visualisasi yang bersifat kartun yang diadaptasi dari tokoh – tokoh yang diceritakan, dan elemen-elemen lainnya yang terdapat dalam dongeng fabel Monyet dan Kura-kura.  Penggunaan huruf dengan tingkat keterbacaan yang baik.  Gambar yang ditampilkan bersifat full color . Strategi Media Media Utama Strategi media yang dilakukan adalah melalui buku cerita bergambar yang berupa buku paper tool, dan dikemas dengan gaya penceritaan yang mengajak pembaca untuk merangsang daya imajinasi dan memahami setiap pesan dan informasi yang terkandung di dalamnya. Cerita bergambar ini dirancang dengan teknik digital imaging sebagai penyempurnaan dari sketsa illustrasi agar anak-anak tertarik dengan gaya illustrasi yang disajikan. Buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura merupakan media perantara yang tepat, karena dengan menggunakan informasi berupa gambar dan text akan lebih merangsang daya imajinasi anak-anak dalam menyerap setiap informasi seperti karakter tokoh, nuansa, bentuk, isi cerita dan seterusnya. Dengan merangsang daya imajinasi akan lebih mudah untuk menyerap setiap pesan dan informasi yang terkandung di dalamnya. Selain mempermudah anak-anak dalam membacanya, buku paper tool akan lebih menarik perhatian anak-anak karena sebuah bukunya 2D ketika dibuka halaman menjadi terlihat 3D, karena terdapat beberapa lapisan disetiap halamannya. 2020 Media Pendukung Media pendukung disini dimaksudkan untuk lebih mempromosikan dan mempertegas keberadaan, dan pengenalan kepada masyarakat tentang media informasi yang sedang disebarkan. Adapun media pendukungnya ialah sebagai berikut  Stiker Untuk memperkenalkan secara masal lewat pembagian secara gratis dari setiap pembelian buku cerita fabel Monyet dan Kura-kura.  Gantungan kunci Untuk memperkenalkan secara masal lewat pembagian secara gratis dari setiap pembelian buku cerita fabel Monyet dan Kura-kura.  X-Banner Digunakan untuk mempertegas keberadaan buku pada area komersil, yang diletakan di tempat menyebarluaskannya.  Poster Digunakan untuk sarana komersil, yang akan menyediakan informasi telah diterbitkannya buku.  Buku mewarnai Yang didalamnya berisikan ilustrasi yang tertera dalam buku, untuk memicu daya ingat dan kreativitas anak setelah mengikuti informasi yang disajikan dalam buku.  Mug Dibuat sebagai merchandise yang dapat digunakan sebagai tempat minum.  Kaos Kaos dibuat sebagai merchandise yang dapat digunakan anak laki- laki maupun perempuan, agar bisa dipakai sehari – hari, dengan visual sesuai dengan tokoh pada fabel.  Tempat Pensil Dibuat sebagai tempat menyimpan alat-alat tulis bagi anak.  Penggaris 2121  Pensil Alat tulis yang bisa digunakan anak untuk menulis.  Serutan Untuk menyerut pensil yang bisa digunakan oleh anak.  Penghapus Alat yang bisa digunakan anak untuk menghapus. Storyline 1. Pertemuan antara monyet dan kura-kura di hutan. 2. Monyet mengajak berlomba menanam pisang kepada kura-kura. 3. Monyet dan kura-kura memulai perlombaan menanam pisang dimana monyet menanam pisang dimulai dari jantung pisang, sedangkan kura-kura mulai menanam pisang dari tunas pisang. 4. Hampir setiap hari monyet dan kura-kura menengok tanaman pisangnya namun monyet hanya sekedar melihat dan mengejek kura-kura yang sedang merawat tanamannya 5. Setelah tiga minggu tanaman pisang milik kura-kura mulai tumbuh empat lembar daun sedangkan jantung pisang milik monyet mulai layu. 6. Setelah dua bulan pohon pisang milik kura-kura mulai keluar jantung pisang. 7. Jantung pisang milik kura-kura mulai berbuah dan jantung pisang milik monyet sudah layu dan membusuk. 8. Monyet menyerah kepada kura-kura dan kura-kura berhasil memenangi perlombaan tersebut. Strategi Distribusi Media utama berupa buku cerita bergambar ini bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat, dan akan didistribusikan secara gratis ke sekolah-sekolah taman kanak-kanak sebagai bacaan perpustakaan bagi anak-anak dan di jual di toko buku Gramedia karena toko tersebut merupakan toko buku yang sudah dikenal oleh semua kalangan. Sedangkan dalam pemilihan penerbit, maka penerbit 2222 Dar! Mizan yang dipilih, karena merupakan penerbit yang banyak menerbitkan buku-buku anak, selain itu penerbit ini berasal dari Bandung sehingga tepat dengan buku-buku fabel Monyet dan Kura-kura yang berasal dari Jawa Barat. Pemasangan X-banner akan di tempatkan di dekat display penjualan buku, poster juga akan di tempatkan di mading sekolah taman kanak-kanak. Hal ini bertujuan agar buku ini dapat diketahui oleh target audience dimana buku ini tersedia. Buku ini didistribusikan bersama dengan media pendukung seperti, stiker, dan gantungan kunci sebagai hadiah diberikan secara gratis. Hal ini bermaksud untuk menarik perhatian target audiens untuk membeli buku ini. Buku ini akan diterbitkan mulai pada bulan juni 2015, karena bersamaan akan menjelang liburan anak-anak sekolah. Dimana anak-anaklah yang akan menjadi target audience. Konsep Visual Konsep visual yang dirancang dalam media ini adalah menggunakan gaya ilustrasi kartun, dengan warna – warna yang cerah karena sangat cocok untuk disampaikan kepada anak, sehingga menimbulkan ketertarikan yang berlanjut sebagai poin awal untuk penyampaian pesan yang terkandung dalam cerita fabel yang dimuat. Format Desain Gaya gambar yang akan digunakan dalam buku ini mengusung pada illustrasi yang menggunakan vektor, dengan gaya kartun yang banyak disukai oleh anak. Target memposisikan pada target usia pra sekolah yaitu tingkat sekolah taman kanak-kanak TK, dengan mengangkat tokoh – tokoh yang berperan dalam dongeng fabel Monyet dan Kura-kura yang dikemas secara lucu, bertujuan untuk menambah daya tarik bagi anak-anak. Format ukuran buku yang digunakan pada buku cerita bergambar fabel Monyet dan Kura-kura ini berukuran 18 cm x 20 cm, full color. Dengan ukuran buku yang tidak terlalu besar tersebut, dimaksudkan agar mudah dibawa kemana-mana tanpa memerlukan tempat yang luas atau besar untuk menyimpan atau meletakkan buku 2323 cerita bergambar fabel Monyet dan Kura-kura tersebut. Buku menggunakan material sampul hard cover, dan isi menggunakan Art paper 260gram. Penggunaan hard cover dan Art paper ini, untuk memberikan kesan mewah, serta kualitas yang tahan lama. Pada buku cerita bergambar ini elemen utama yang digunakan berupa gambar karena lebih dapat memancing imajinasi dan text sebagai pendungkung untuk menjelaskan cerita dan gambar. Tata Letak Layout Konsep desain layout yang digunakan dalam buku ini, untuk ilustrasi diletakan disebelah kanan dan teks di sebelah kiri, tiap halaman buku memiliki layout yang sama agar lebih fokus dan mudah untuk di baca oleh anak-anak. Pada layout buku cerita ini elemen gambar lebih di perbanyak dari pada text bertujuan untuk memancing imajinasi anak-anak. Gambar Layout Buku Tipografi Huruf yang digunakan dalam media informasi ini yaitu huruf yang mempunyai karakter ceria dan sederhana. Huruf ini mempunyai tingkat keterbacaan yang baik agar informasi yang disampaikan dapat terlihat jelas. Huruf yang digunakan pada judul buku ini menggunakan tulisan tangan yang berkarakter tebal, agar mudah terbaca 2424 . Gambar Font Judul Sedangkan untuk bagian isi buku menggunakan huruf Comic Sans MS, alasan penggunaan huruf ini ialah karena tingkat keterbacaannya yang tinggi dan bentuknya sesuai dengan latar yang ditampilkan. Selain itu penggunaan huruf tersebut memberikan kesan santai serta tidak kaku. ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 .,'/?!$%^&*-+= Illustrasi Ilustrasi karakter berguna untuk menjelaskan isi dari media informasi tersebut. Ilustrasi juga sebagai pesan yang mewakili tulisan. Studi karakter dilihat dari beberapa referensi, seperti 2525 Gambar Referensi Karakter Sumber 14 Desember 2014 Gambar Referensi Karakter Sumber 14 Desember 2014 Karakter yang diangkat dalam buku cerita bergambar ini adalah karakter dari dongeng fabel Monyet dan Kura-kura dengan menggunakan teknik vektor dengan mengusung gaya kartun dengan menggunakan warna – warna yang cerah karena untuk menyesuaikan dengan target audience yaitu anak – anak, dimana diketahui bahwa anak memang menyenangi kartun. Berikut adalah karakter utama yang diangkat dalam buku cerita bergambar sebagai gambaran dari illustrasi yang diusung dalam buku ini adalah sebagai berikut 2626 Gambar Illustrasi Karakter Kura-kura 2727 Gambar Referensi Latar Seting Sumber http//andriwlife VqQyL3B7m_k/TwuroUO8jjI/AAAAAAAAAD4/1rX2lGMakzY/s160 14 Desember 2014 2828 Gambar Referensi Pohon Pisang Sumber 2011/11/ 14 Desember 2014 2929 Gambar Referensi Jantung Pisang Sumber 14 Desember 2014 Gambar Illustrasi Jantung Pisang Warna Warna yang terdapat dalam perancangan buku ilustrasi ini adalah full color sehingga memberikan kesan ceria dan mengingat banyaknya objek yang akan yang digunakan pada media informasi ini menggunakan warna cerah, alami, ceria, dan halus sehingga nyaman dilihat dan tidak kaku yang disesuaikan dengan target audience. Maksud dari penggunaan warna ini karena dalam latar cerita disebutkan bahwa keadaannya sedang kemarau jadi warna yang tepat untuk menggambarkannya adalah warna – warna yang cerah. Adapun warna – warna yang digunakan adalah sebagai berikut 3030 3131 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA Media Utama Media utama cerita fabel Monyet dan Kura-kura adalah buku cerita bergambar, dengan ukuran buku 18 cm x 20 cm, agar buku mudah dibawa kemana-mana tanpa memelurkan tempat yang luas atau besar untuk menyimpan atau meletakkannya. Material buku menggunakan hard cover laminasi glossy untuk sampul, dan isi buku menggunakan Art paper 260 gram dengan laminasi glossy. Pemilihan material tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesan mewah, dan kualitas yang tahan lama, tidak mudah kotor dan rusak. Selain itu, buku cerita bergambar yang dibuat menggunakan warna full colour, untuk menarik perhatian anak, dan juga agar warna gambar lebih terlihat cerah dan ceria, sehingga anak tidak mudah bosan melihatnya. Dicetak dengan dengan teknik cetak offset. Pembuatan gambar dimulai menggunakan teknik gambar sketsa secara manual, dengan menggunakan kertas HVS. Teknik Produksi Media Utama Tahap awal produksi adalah dimulai dengan membuat sejumlah sketsa menggunakan pensil 2B di kertas HVS kosong. Sketsa diawali dengan membuat karakter tokoh utama, yaitu Monyet dan Kura-kura. Setelah sketsa selesai dibuat, tahap selanjutnya yaitu memproses sketsa pensil menjadi bentuk digital. Langkah pertama adalah dengan melakukan scan, sehingga menghasilkan file .jpeg. 3232 Gambar Hasil Scan Sketsa. Kemudian hasil digitalnya yang berupa file .jpeg diolah dengan proses tracing sehingga menghasilkan gambar vektor yang menggunakan software Adobe Illustrator cs5 setelah itu diberi warna dengan menggunakan software yang sama. Gambar Proses Pengolahan Gambar di Adobe Ilustrator. Setelah perancangan ilustrasi selesai, langkah selanjutnya adalah merancang tata letak layout, untuk menggabungkan gambar dan tulisan agar serasi. Perancangan tata letak tersebut masih menggunakan software Adobe Illustrator cs5. 3333 Gambar Hasil Layout Langkah terakhir sebelum mencetak buku yaitu membuat layout buku, dikarenakan buku yang akan dibuat berupa buku paper tool, maka layout buku dibuat per lapisan. Gambar Layout Buku Setelah semua halaman buku dibuat layout nya, maka buku siap untuk memulai proses cetakmenggunakan kertas Artpaper 260 gram ukuran A3+ laminasi glossy sehingga cukup untuk 2 gambar. Setelah tercetak, kertas dipotong, dilem dan dilipat secara manual. Tahap akhir adalah memberikan sampul buku cover berupa hard cover laminasi glossy. 3434 Gambar Hasil Akhir Media pendukung Dalam penyebaran buku, akan diberikan media pendukung yang berperan sebagai media informasi dan hadiah, untuk memberikan ketertarikan kepada target audience untuk mengetahui dan membeli buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura ini, sehingga memiliki fungsi komersil untuk sebuah produk. Serta setiap pembeli buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura ini akan diberikan hadiah, yang bertujuan untuk lebih menarik minat konsumen untuk membaca dan membeli buku ini. Poster Penggunaan poster untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai dimana buku cerita Monyet dan Kura-kura ini dijual. Poster akan ditempatkan di mading-mading sekolah taman kanak-kanak. 3535 Gambar Poster Ukuran A3 29,7 cm x 42cm Material Art paper 150 gram Teknis Cetak offset X-Banner X-Banner ditempatkan di lokasi penjualan buku, yaitu di dekat display penjualan buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura. 3636 Gambar X-banner Ukuran 60 cm x 160 cm Material Flexi Korea Teknis Digital Printing Stiker Penggunaan stiker dimaksudkan sebagai hadiah dari setiap pembelian buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura, dan sekaligus sebagai daya tarik untuk menarik perhatian anak-anak untuk membeli bukunya. 3737 Ukuran 10 cm x 4 cm Material Stiker Plastik Teknis Cetak offset Buku Mewarnai Buku mewarnai akan dijual di tempat penjualan buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura. Dalam buku mewarnai ini terdapat tokoh-tokoh dalam cerita Monyet dan Kura-kura, dimana strateginya adalah konsumen yang membeli buku mewarnai ini, hanya dapat mengetahui warna sebenarnya dari masing-masing gambar dengan membeli buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura. Gambar Buku Mewarnai Ukuran A5, 16 cm x 21 cm Material Art paper 160 gram untuk sampul, HVS 100 gram untuk isi Teknis Cetak offset Kaos Ukuran kaos yang digunakan ukuran XS all size karena untuk anak. Menggunakan bahan Cardet 20s , dicetak menggunakan teknik digital printing. 3838 Kaos dibuat sebagai merchandise yang dapat dibeli di tempat penjualan buku cerita bergambar fabel Monyet dan Kura-kura. Digunakan anak laki-laki maupun perempuan, agar bisa dipakai sehari-hari, dengan visual sesuai dengan tokoh pada buku. Gambar Kaos Ukuran XS anak Material Cardet 20s Teknis Digital printing Mug Media mug ini dijual secara terpisah dengan media utama, bertujuan untuk menambah ketertarikan audience untuk mengkoleksi karena desain yang dibuat memiliki gambar yang unik dan sesuai dengan konsep pada media utama. 3939 Gambar Mug Ukuran Semua ukuran Material Keramik Teknis Digital printing Gantungan Kunci Selain stiker, gantungan kunci juga dimaksudkan sebagai pilihan hadiah dari setiap pembelian buku cerita bergambar Monyet dan Kura-kura, dan sekaligus sebagai daya tarik untuk menarik perhatian anak-anak untuk membeli bukunya. 4040 Ukuran 5 cm x 5 cm Material Akrilik Teknis Cetak offset separasi Alat Tulis Alat tulis dapat dibeli ditoko buku, media ini dijual secara terpisah dengan buku, selama promosi penjualan dan persediaan masih ada. Gambar Tempat Pensil Ukuran Diameter 12cm Material Kaleng 4141 Ukuran 18 cm x 2,5 cm Material Plastik Gambar Serutan Ukuran 3cm x 2cm x 1,5cm Material Plastik Gambar Pensil Ukuran 11 cm 4242 Gambar Penghapus Ukuran 2,5cm x 1cm 43Laporan Pengantar Tugas Akhir PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR PADA DONGENG FABEL MONYET DAN KURA-KURA DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2014-2015 Oleh Ahmad Muhaimin R 51910246 Program Studi Desain Komunikasi Visual FAKULTAS DESAIN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 44CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI Nama AHMAD MUHAIMIN RAJAB TempatTanggalLahir Bandung, 19 Januari 1992 JenisKelamin Laki-laki Umur 22 Tahun Tinggi, BeratBadan 170 cm, 65 kg Agama Islam Alamat Sukagalih RT. 01/06 KecUjungberung, Bandung Status BelumMenikah Telepon 089655234202 E-mail ahmadmuhaiminrajab RIWAYAT PENDIDIKAN 1998-2004 SD Muhammadiyah 08 Bandung 2004-2007 Mts DarulArqamMuhammadiyahGarut 2007-2010 MAN 2 Bandung 2010-2015 Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia Bandung 45vi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITA ii KATA PENGANTAR iii ABSTRAK iv ABSTRACT v DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR viii BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah 1 Identifikasi Masalah 2 Rumusan Masalah 3 Batasan Masalah 3 Tujuan Perancangan 3 BAB II FABEL MONYET DAN KURA-KURA 4 Definisi Fabel 4 Ruang Lingkup Fabel 4 Cerita Fabel Monyet dan Kura-Kura Versi Jawa Barat Yang Ditulis Dinisila Putri 5 FungsiFabel 7 Unsur-unsur dalam Fabel 9 Pengertin Anak Usia Dini 10 Karakteristik Anak Usia Dini 10 Gaya Visual Illustrasi 11 BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 14 StrategiPerancangan 14 Khalayak Sasaran Perancangan 14 Pendekatan Komunikasi 15 Pendekatan Visual 16 Pendekatan Verbal 18 46vii Strategi Media 19 Media Utama 19 Media Pendukung 20 Storyline 21 Strategi Distribusi 21 Konsep Visual 22 Format Desain 22 Tata LetakLayout 23 Tipografi 23 Ilustrasi 24 Warna 29 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 31 Media Utama 31 TeknikProduksi Media Utama 31 Media pendukung 34 Poster 34 X-Banner 35 Stiker 36 Buku Mewarnai 37 Kaos 37 Mug 38 Gantungan Kunci 39 Alat Tulis 40 DAFTAR PUSTAKA 43 4743 DAFTAR PUSTAKA Sumber buku Bredekamp,Sue. 1994. Develovmentally Appropriate Prectice in Early Childhood Programs Serving Children From Birth Throught Age 8. Washington National Association for the Education of Young Children. Danandjaya, James. 1986. Foklor Indonesia Ilmu Gosip dan Dongeng. Jakarta Graffiti Press Djamaris, Dr., Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minang Kabau. Jakarta Yayasan Obor Indonesia Gunadi, Tri. 2010. Optimalkan Otak Kanan Otak Kiri Otak Tengah Dan Otak Kecil. Jakarta Penebar Plus+ Hana, Jasmin. 2011. Terapi Kecerdasan Anak Dengan Dongeng. Yogyakarta Berlian Media. Listiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008 Memilih, Menyusun, dan Menyajikan Cerita untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta Tiara Wacana. Putri, Dinisila. 2005. 21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng. Yogyakarta Rumah Kata Santrock, John. W. 2002. Life Span Develovment Perkembangan Masa Hidup. Jakarta Erlangga Wida, Nur. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat Gaung Sumber dari internet/ media elektronik Ahyani, Latifah Nur. 2012. Pengaruh Metode Dongeng Interaktif Untuk Mningkatkan Moral Judgement pada Anak. Tersedia di . [29 November 2013] Ayu, 1/11/ [ 9 Mei 2014] 4844 Maryati, Rudi. 2008. Manfaat dan Kekuatan Dongeng pada Psikologi Anak . Tersediadi %20Kekuatan%20Dongeng%20pada%20Psikologi%20Anak&&nomoruru t_ jurnal=194 [12 Desember 2013] 49iii KATA PENGANTAR Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena hanya dengan kekuatan, rahmat, kehendak dan hidayah-Nya. Dengan penuh kesabaran disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh, sehingga dapat diselesaikannya laporan tugas akhir ini sebaik-baiknya dengan judul " Perancangan Buku Cerita Bergambar pada Dongeng Fabel Monyet dan Kura-kura". Adapun penyusunan laporan karya tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Bandung. Walaupun dengan segala keterbatasan wawasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, maka diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnakan isi dari tugas akhir ini. Akhir kata, mohon maaf sebesar-besarnya kepada semuanya dan berharap besar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Amin Yaa Rabbal 'alamin. Bandung, Februari 2015 505152143 DAFTAR PUSTAKA Sumber buku Bredekamp,Sue. 1994. Develovmentally Appropriate Prectice in Early Childhood Programs Serving Children From Birth Throught Age 8. Washington National Association for the Education of Young Children. Danandjaya, James. 1986. Foklor Indonesia Ilmu Gosip dan Dongeng. Jakarta Graffiti Press Djamaris, Dr., Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minang Kabau. Jakarta Yayasan Obor Indonesia Gunadi, Tri. 2010. Optimalkan Otak Kanan Otak Kiri Otak Tengah Dan Otak Kecil. Jakarta Penebar Plus+ Hana, Jasmin. 2011. Terapi Kecerdasan Anak Dengan Dongeng. Yogyakarta Berlian Media. Listiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008 Memilih, Menyusun, dan Menyajikan Cerita untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta Tiara Wacana. Putri, Dinisila. 2005. 21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng. Yogyakarta Rumah Kata Santrock, John. W. 2002. Life Span Develovment Perkembangan Masa Hidup. Jakarta Erlangga Wida, Nur. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat Gaung Sumber dari internet/ media elektronik Ahyani, Latifah Nur. 2012. Pengaruh Metode Dongeng Interaktif Untuk Mningkatkan Moral Judgement pada Anak. Tersedia di . [29 November 2013] Ayu, 1/11/ [ 9 Mei 2014] 244 Maryati, Rudi. 2008. Manfaat dan Kekuatan Dongeng pada Psikologi Anak . Tersediadi %20Kekuatan%20Dongeng%20pada%20Psikologi%20Anak&&nomoruru t_ jurnal=194 [12 Desember 2013] 3iii KATA PENGANTAR Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena hanya dengan kekuatan, rahmat, kehendak dan hidayah-Nya. Dengan penuh kesabaran disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh, sehingga dapat diselesaikannya laporan tugas akhir ini sebaik-baiknya dengan judul " Perancangan Buku Cerita Bergambar pada Dongeng Fabel Monyet dan Kura-kura". Adapun penyusunan laporan karya tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Bandung. Walaupun dengan segala keterbatasan wawasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, maka diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnakan isi dari tugas akhir ini. Akhir kata, mohon maaf sebesar-besarnya kepada semuanya dan berharap besar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Amin Yaa Rabbal 'alamin. Bandung, Februari 2015 456

cerita fabel monyet dan kura kura